Jumat, 10 Februari 2012


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI
RASIONAL
1
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pengiriman oksigen (hipoventilasi).
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien dapat menunjukkan ventilasi dengan criteria hasil :
§ Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi.
§ Berpartisipasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigenasi.
§ Observasi warna kulit, membrane mukosa, dan kuku, catat adanya sianosis perifer (kuku) atau sianosis sentral (sirkumoral).



§ Awasi suhu tubuh, sesuai indikasi. Bantu tindakan kenyamanan untuk menurunkan demam dan menggigil.

§ Pertahankan istirahat tidur. Dorong menggunakan tehnik relaksasi dan aktivitas senggang
§ Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, napas dalam, dan batuk efektif.
§ Berikan terapi oksigen dengan benar, missal dengan nasal, masker, masker venture.
§ Sianosis kaku menunjukkan vasokontriksi atau respon tubuh terhadap demam/menggigil. Namun sianosis daun telinga, membrane mukosa, dan kulit sekitar mulut (membrane hangat) menunjukkan hipoksemia sistemik
§ Demam tinggi sangat meningkatkan kebutuhan metabolic dan kebutuhan oksigen dan mengganggu oksigenasi seluler.
§ Mencegah terlalu lelah dan menurunkan kebutuhan/konsumsi oksigen.
§ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan pengeluaran secret untuk memperbaiki ventilasi.
§ Tujuan terapi oksigen adalah mempertahankan PaO² diatas 60 mmHg. Oksigen diberikan dengan metode yang memberikan pengiriman tepat dalam toleransi pasien.

2
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hipoksia.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan ada perbaikan dalam pola pernapasan, dengan criteria hasil:
§ Menunjukkan pola napas efektif dengan frekuensi dan kedalaman dalam rentang normal dan paru jelas/bersih.
§ Observasi pola napas. Catat fekuensi pernapasan, jarak antara pernapasan spontan dan napas ventilator.


§ Auskultasi dada secara periodic, catat adanya/tak adanya dan kualitas bunyi napas, bunyi napas tambahan, juga simetrisitas gerakan dada.
§ Bantu pasien dalam control pernapasan bila penyapihan diupayakan/dukung ventilator dihentikan selama prosedur atau aktivitas.


§ Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi. Ambulasi sesegera mungkin.

§ Pasien pada ventilator dapat mengalami hiperventilasi/ hipoventilasi, dispnea/lapar udara dan berupaya memperbaiki kekurangan dengan bernapas berlebihan.
§ Memberikan informasi tenteng aliran udara melalui trankeobronkial dan adanya / tak adanya cairan, obtruksi mukosa.

§ Melatih pasien untuk napas lambat, lebih dalam, praktik napas abdomen/bibir, memberi posisi yang nyaman, dan penggunana tehnik relaksasi, dapat membantu memaksimalkan fungsi pernapasan.
§ Peninggian kepala pasien secara fisik dan psikolagis menguntungkan.
3
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan adanya perbaikan aktivitas dengan criteria hasil:
§ Menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas yang dapat diukur dengan tak adanya kelemahan.
§ Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas. Catat peningkatan kelemahan dan perubahan tanda vital selama dan sesudah aktivitas.
§ Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi.
§ Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat
§ Menetapkan kemampuan/ kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan intervensi.

§ Menurunkan stres dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat.
§ Pembatasan aktivitas ditentukan dengan respon individual pasien terhadap aktivitas dan perbaikan kegagalan pernapasan.
4
Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan disartria (tidak dapat bicara).


Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasein bisa bicara dengan lancar, dengan criteria hasil :
§ Mengidentifikasi pemahaman tentang masalah komunikasi
§ Membuat metode komunikasi dimana kebutuhan dapat diekspresikan.
§ Kaji tipe/derajat disfungsi, seperti pasien tidak tampak memahami kata atau mengalami kesulitan berbicara atau membuat pengertian sendiri.
§ Pastikan kesalahan dalam komunikasi dan berikan umpan balik.


§ Bicaralah dengan nada normal dan hindari percakapan yang cepat. Berikan pasien jarak waktu untuk berespon. Bicaralah tanpa tekanan terhadap sebuah respon.  
§ Membantu menentukan daerah dan derajat kerusakan serebral yang terjadi dan kesulitan pasien  dalam beberapa atau seluruh tahap proses komunikasi.
§ Pasien mungkin kehilangan kemampuan untuk memantau ucapan yang keluar dan tidak menyadari bahwa komunikasi yang diucapkan tidak nyata.
§ Memfokuskan respon dapat menyebabkan frustasi dan mungkin menyebabkan pasien terpaksa untuk “otomatis”
5
Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan gerak volunter.

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien tidak mengalami deficit perawatan diri, dengan criteria hasil :
§ Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan individu
§ Pertahankan mobilitas, control terhadap nyeri dan program latihan
§ Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi/ rencana untuk modifikasi lingkungan.
§ Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan dengan evaluasi setelahnya.

§ Atur konsul dengan lembaga lainnya, mis, pelayanan perawatan rumah, ahli nutrisi.
§ Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) sebelum tibul awitan penyakit dan potensial perubahan yang sekarang diantisipasi
§ Mendukung kemandirian fisik/ emosional
§ Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang akan meningkatkan harga diri.

§ Mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi karena tingkat ketidakmampuan actual
§ Mungkin membutuhkan berbagai bantuan tambahan untuk persiapan situasi di rumah.
§ Mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum dengan melakukan adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan saat
6
Resiko aspirasi berhubungan dengan gangguan menelan dan mengunyah.

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien tidak mengalami gangguan asfiksia, dengan criteria hasil:
§ Bebas dari tanda aspirasi
§ Pertahankan kepala tempat tidur meningkat 30-45 derajat selama pemberian makan dan sedikitnya 1 jam setelah pemberian makan.
§ Tambahkan pewarna makanan biru pada formula enteralsesuai indikasi

§ Pantau residu lambung setelah pemberian makan bolus.
§ Pertahankan kepala tempat tidur meningkat 30-45 derajat selama pemberian makan dan sedikitnya 1 jam setelah pemberian makan.
§ Tambahkan pewarna makanan biru pada formula enteralsesuai indikasi
§ Pantau residu lambung setelah pemberian makan bolus.
7
Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi kurang.

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan adanya perbaikan status nutrisi, dengan criteria hasil :
§ Menunjukkan peningkatan BB menuju tujuan yag tepat
§ Konsul ahli gizi untuk memberikan makanan yang mudah dicerna, secara nutrisi seimbang


§ Dorong periode istirahat semalam 1 jam sebelum dan sesudah makan. Berikan makan porsi kecil tapi sering.

§ Timbang berat badan sesuai indikasi.
§ Metode makan dan kebutuhan kalori didasarkan pada situasi/kebutuhan individu untuk memberikan nutrisi maksimal dengan upaya minimal pasien.
§ Membantu menurunkan kelemahan selama waktu makan dan memberikan kesempatan untuk meningkatkan masukan kalori total.
§ Berguna untuk menentukan kebutuhan kalori, menyusun tujuan berat badan, dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar